Selamat Tinggal, Rafa!


Belum genap tiga bulan, karyawan saya satu-satunya yaitu +rafa nurfani fiandara mengundurkan diri dengan alasan mau pindah ke Bantul, Yogyakarta. Saya tidak bisa menahan-nahan walaupun sebenarnya saya juga keberatan melepas karyawan yang bahkan belum matang. Baru satu bulan pertama, saya ajari dia cara membalas pesan, mentotalkan orderan, melayani pemesanan, tanya-tanya produk sampai belajar bikin artikel. Bulan berikutnya, setelah dia mulai lancar bekerja tanpa harus ditemani saya lagi, saya pikir saya sudah bisa mengandalkan dia dalam mengurus pemesanan agar saya bisa kembali membuat review. Namun ternyata nasib berkehendak lain.

Siapa sih, Rafa?

Rafa adalah lulusan SMK Bakti Kencana yang menjurus ke bidang farmasi, saya lupa dia dulu jurusan apa. Namun mengingat Rafa punya pengetahuan dasar seputar farmasi saya jadi merasa cocok padahal saya tidak menetapkan kriteria khusus dalam mencari pekerja karena bisnis saya masih belum terlalu besar. Dia lumayan lancar mengetik di komputer meski terkadang masih ada kesalahan eja, dia ramah kepada konsumen yang rewel, dia juga menghormati atasan.

Baca juga kisah perekrutan Rafa disini: Merektrut Karyawan (Lagi)

Kalau diibaratkan, hubungan saya dan Rafa itu kurang lebih seperti Sunny dan Ji Eun Tak di drama korea Goblin. Sunny yang punya restoran ayam sepi hanya bisa melamun dan makan cemilan, sedangkan Ji Eun Tak si karyawan magang selalu menurut saja dengan apa pun yang disuruh atasannya.

Curi-curi Waktu di Jam Kerja

Pernah suatu ketika Rafa kepergok buka-buka handphone saat Hendri datang, kemudian Rafa langsung menyimpan handphone-nya dan kembali bekerja. Memang perilaku curi-curi waktu di jam kerja bukan hal positif, tetapi ketika dia menyimpan handphone dan kembali bekerja, itu menunjukkan kalau dia masih punya rasa segan pada atasan. Walaupun Hendri dan saya masih belum layak disebut 'bos' jika dilihat dari omzet. Berbeda sekali dengan ex-karyawan Ai Wida, mau ada atasan atau tidak, dia selalu asyik sendiri menonton video di Youtube walau sudah berkali-kali ditegur.


Minat dan Perilaku

Terus, saya periksa cache browser bekas pemakaian Rafa. Dia sepertinya punya selera yang mirip dengan saya seperti melihat-lihat make up dan pernak-pernik Korea. Dia masih awam seputar kosmetik, sederhana, dan punya kemampuan komunikasi yang baik. Jadi ketika ada sesuatu yang mengganjal, dia mencari waktu yang tepat untuk mengutarakan permasalahan secara baik-baik. Untuk ukuran wanita yang lebih muda dari saya, dia tahu bagaimana menyampaikan sesuatu supaya enak didengar.


Perkiraan dalam Beberapa Bulan ke Depan

Dari awal merekrut, saya memang sudah memperkirakan Rafa bekerja di saya tidak akan lama, karena pertama dia mau kerja di saya walaupun gaji kecil. Saya cuma mampu bayar dia 700 per bulan, Rafa pun tidak keberatan karena ijazah terakhirnya masih belum bisa diambil, mungkin dia pikir masih lebih baik daripada tidak punya kegiatan di rumah. Kalau cowok biasanya selalu cari gaji UMR minimal 1,5 juta giliran gak dapet-dapet ujungnya menganggur.

Kedua, Rafa lulusan SMK Farmasi. Peluangnya bisa kerja di apotek, klinik, puskesmas, bahkan rumah sakit dengan gaji yang lebih besar.

Ketiga, setelah habis masa kontrakan, saya sekeluarga mau pindah. Kalau saya pindah, kemungkinan Rafa melanjutkan kerja di saya sangat kecil, kecuali jika saya sanggup menaikkan gaji. Saya, Hendri, dan Raisa akan pindah ke tempat mertua dimana kami membangun rumah disana. Mohon doanya, ya, teman-teman, semoga dilancarkan segala sesuatunya.


Pengalaman Buruk dengan ex Karyawan

Sewaktu Ai Wida digaji 1 juta, sepertinya uang segitu terasa kurang bagi dia. Dia punya setoran motor 700 ribu, dia punya gaya hidup konsumtif seperti mengamati fashion, sering bolos untuk liburan, ke bioskop, kuliner, dan bergonta-ganti kosmetik. Memang sih untuk wanita usia 20-an hal-hal seperti itu sangat familiar tetapi jika tidak bisa diimbangi dengan penghasilan ujungnya malah merugikan diri sendiri. Dia tidak punya tabungan dan entah bagaimana selama ini dia bisa makan. Dia menipu saya dengan meminta bagi hasil dari penjualan yang bukan miliknya, dan setelah menerima transferan, dia menghilang. Dia sempat mengakui kesalahannya dan bersedia membayar ganti rugi, tetapi keesokan harinya dia men-delete saya di bbm, memblokir saya dan Hendri di facebook, dan sejak itu dia tidak pernah menampakkan muka. Saya tidak terlalu mengharapkan uang itu kembali, Allah Maha Mengetahui, biarlah Allah yang mengganti kerugian saya dengan harta yang lebih besar.

Dan memang benar, saya mendapatkan Rafa sebagai gantinya, yang bernilai jauh lebih berharga dari siapa saja yang pernah saya rekrut.


Pesan Terakhir untuk Rafa

Saya sudah merasa sangat terbantu sekali dengan keberadaan Rafa, maka di hari pengunduruan dirinya, saya membuatkan Surat Pengalaman Kerja. Isinya menyatakan bahwa selama masa bakti kerjanya Rafa tidak pernah berbuat sesuatu yang merugikan perusahaan. Mudah-mudahan dengan berbekal dokumen itu dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan sesuai dengan keahliannya. Pesan dari saya sebagai orang yang tahu bagaimana kualitas kerja Rafa, jangan lupa makan, ya! Sering-sering pesen Go-Food kalau makanan di rumah atau di kantor gak ada yang enak! Ajak Fahmi kerja juga, biar gak keseringan nge-WA di jam kerja!

Posting Komentar

0 Komentar