Pages

  • Home
  • Tentang Saya
  • Daftar Isi
  • Kontak
  • Term of Service
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Diberdayakan oleh Blogger.

Ratu Elsa

    • Home
    • Jurnal
    • _Kehidupan
    • _Pengalaman
    • Review
    • _Drama
    • _Film
    • _Buku
    • Beauty
    • Sponsored Post


    Sebagai barisan emak-emak rempong alias mahmud atau mamah muda saya punya prinsip dasar yaitu "Pantang Keluar Rumah Sebelum Alis Jadi".
    Apalagi sekarang sudah banyak kosmetik lokal dengan harga bersahabat di kantong sehingga tak ada alasan bagi emak-emak untuk tidak cantik!

    Saya membuat review dua produk dari Implora yang mencakup eyebrow pencil dan eyeliner pen.




    IMPLORA Eyebrow Pencil


    Estimasi harga: 7.000

    Produk pertama yang saya review adalah Implora Eyebrow Pencil atau mari kita sebut pensil alis.
    Implora mengeluarkan pensil alis dengan dua warna, yaitu Black (hitam) dan Brown (coklat).
    Karena kebetulan rambut saya diwarnai coklat jadi biar serasi pensil alisnya saya pilih warna coklat juga.
    Atau buat mamak-mamak yang pengen keliatan lebih fresh juga bisa lho pilih warna brown ini biar terkesan NA-TU-RAL.
    Produk sudah dilengkapi dengan serutan dan brush, sehingga penggunaan menjadi lebih mudah.
    Kita gak perlu lagi pergi nyari pisau dapur setiap kali ingin menyerut ujung pensil, yang ada malah jadi bau bawang, hahaha.




    Bisa beli di toko kosmetik, online shop, atau bahkan warung dekat rumah pun ada.
    Biarpun murah tapi pensil alis ini gak murahan.
    Mudah dipakai, sudah terdaftar BPOM dan gak gampang luntur, tahan air.
    Kalau tahan keringat sih gak tau karena belum saya bawa olahraga.
    Ya ketauan deh saya malas olahraga, hehehe.

    IMPLORA: Eyeliner Pen Waterproof and Dramatic Look


    Estimasi harga: 15.000

    Produk yang kedua adalah Implora Eyeliner Pen. Sesuai namanya, produk ini bisa menghasilkan polesan yang waterproof, tahan air dan memberi efek dramatis.
    Jadi untuk mata sayu seperti saya ini kalau dikasih eyeliner tebel bakal jadi lebih dramatis, lho. Tapi berhubung saya sukanya N.A.T.U.R.A.L jadi sengaja saya bikin tipis-tipis aja.
    Kalau mau ke kondangan, boleh sih saya tebelin tuh eyeliner sampai habis isinya juga gak papa, murah ini kok.



    Kalau eyeliner pen ini kebetulan saya beli di online shop sewaktu lagi belanja stock jualan, taunya di etalase dia majang produk ini, sekalian deh saya masukin ke keranjang biar sekalian ongkir.
    Eyeliner jenis spidol ini paling cocok buat yang masih belajar dandan atau buru-buru, kayak saya nih contohnya, tiap mau keluar rumah si bocil suka gak sabaran kayak mau reinkarnasi.

    Untuk eyeliner pen, Implora cuma ngeluarin satu warna yaitu Black (hitam) saja.
    Berkat bentuknya yang menyerupai pena, eyeliner bisa dibikin tebal atau tipis sesuai keinginan kita.

    Saya juga menyertakan tes waterproof untuk melihat ketahanannya pada air.



    3 Jam Kemudian

    Alis masih bertahan walaupun bentuknya tidak se-tegas di awal, sedangkan eyeliner di kelopak mata terlihat mulai luntur.

    Kesimpulan:

    IMPLORA Eyebrow Pencil & Eyeliner Pen keduanya terbukti waterproof, tapi tidak tahan keringat. Ketahanan produk hanya bertahan maksimal 3 jam dan jika kamu tipikal orang yang nggak mau touch up maka kedua produk ini kurang cocok untukmu. Namun secara keseluruhan saya puas karena untuk harga segitu Implora telah memberikan apa yang dibutuhkan pengguna. Terjangkau, mudah didapat, mudah dipakai, dan cukup bisa diandalkan dalam pemakaian sehari-hari.
    Continue Reading

    Sebenanya agak terlambat saya review film ini karena tayang sejak 20 November 2019 lalu. Tapi tetap saja, saya merasa harus menulis sudut pandang saya pribadi tentang film ini, karena inti permasalahan film ini tidak hanya berfokus pada kehidupan ibu rumah tangga tapi juga kaum perempuan.

    Film dibuka dengan kegiatan sehari-hari Kim Ji Young (Jung Yu Mi), seorang ibu berusia 30-an yang telah memiliki seorang anak. Darisana saya sudah mulai masuk ke dalam cerita karena kegiatan ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian sangat akrab dengan keseharian saya. Terus, di saat senja, Ji Young suka melamun di balkon apartemen. Saya pikir ini wajar karena ia lelah seharian mengerjakan tugas-tugas rumah, sehingga ia jadi berpikir yang aneh-aneh karena tak ada orang dewasa yang bisa diajak bicara. Walaupun demikian, Ji Young tetap tersenyum di depan Ha Young yang masih balita.

    Kim Ji Young, dengan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga.


    Suami Ji Young, Jung Dae Hyun (Gong Yoo) digambarkan sebagai sosok suami yang nyaris sempurna. Tampan, punya pekerjaan tetap, perhatian pada istri dan humoris membuat Dae Hyun dianggap penyegaran dalam perjalanan alur film yang terkesan datar. Meski terkadang, sebagai suami-istri, Dae Hyun dan Ji Young masih meributkan hal sepele dengan mempertahankan ego masing-masing. Hal ini terlihat saat Dae Hyun menyatakan keberatan perihal Ji Young yang mengambil kerja paruh waktu. "Bahkan tak ada yang memintamu," kata Dae Hyun.

    Bagi Ji Young yang semula adalah wanita karir kemudian hidupnya berubah drastis menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, kehidupan ini membuat dia merasa hampa karena hanya bisa mengandalkan penghasilan suami. Dulu saat Ji Young masih bekerja di agensi kehumasan, Team Leader Kim adalah sosok wanita ideal di mata Ji Young karena berani menyampaikan gagasan. Tetapi pada masa itu, Korea Selatan sangat kental dengan budaya patriarki sehingga pekerja perempuan harus diberhentikan ketika hamil.

    Latar belakang keluarga Ji Young sendiri cenderung lebih mengistimewakan kaum laki-laki daripada perempuan. Hal ini terlihat dari adegan Mi Sook, ibu Ji Young, harus meminta maaf kepada neneknya karena telah melahirkan anak perempuan. Parahnya nenek Ji Young berkata bahwa anak laki-laki lebih menguntungkan karena bisa bekerja dan cari uang. Itulah sebabnya mengapa sedari kecil, Ji Young bertekad untuk berkarir dan menjadi mapan padahal cita-cita yang sesungguhnya adalah menjadi penulis.

    Kim Ji Young, dulunya pegawai kantoran sebelum menikah.


    Saat masih jadi pelajar, Ji Young pernah dibuntuti oleh murid laki-laki hingga ke dalam bus, yang membuatnya terpaksa harus meminta tolong kepada penumpang lain agar turun bersamanya. Perilaku stalker atau membuntuti ini rentan mengarah pada pelecehan. Ketika sang ayah mengetahui hal ini, bukannya membela dan menenangkan anak, ia malah menyalahkan perilaku anaknya sendiri yang terlihat lemah sebagai alasan pelaku kejahatan mengincar Ji Young.

    Kemudian saat Ji Young menginap di rumah mertua, konflik tak ada hentinya. Sebagai seorang menantu, Ji Young tidak bisa tidur nyenyak karena ibu mertuanya bekerja di dapur sendirian. Dengan mengorbankan waktu tidurnya, Ji Young pergi ke dapur membantu ibu mertua. Lalu ibu mertua tidak menyukai sikap Dae Hyun yang membantu istrinya mencuci piring, karena bagi si ibu, dapur merupakan wilayah kekuasaan perempuan. Berbagai guyonan dan sindiran keluar seolah menyudutkan posisi Ji Young, sehingga ia pun berontak kepada mertuanya. Dae Hyun terpaksa harus membopong Ji Young keluar karena tak mau konflik menjadi berkepanjangan.

    Sebagai seorang suami yang perhatian, tentu saja Dae Hyun merasa istrinya sedang kurang sehat. Ia mendatangi psikolog tapi tetap saja, harus istrinya yang datang langsung. Pada awalnya Ji Young menolak menjalani terapi karena biayanya mahal. Tapi, yang namanya tekanan mental, lama kelamaan bisa meledak pada waktunya saat tidak mendapat pertolongan. Ji Young kehilangan dirinya, berbicara dan berperilaku seperti orang lain.

    Gong Yoo berperan sebagai Jung Dae Hyun, suami Kim Ji Young.

    Dae Hyun sedih dengan kondisi istrinya, bahkan ia sampai menyiram rekan kerjanya dengan kopi karena mengatakan penderita kelainan jiwa harus dipasung dan dikucilkan dari masyarakat. Lalu ia meminta Mi Sook, ibu mertuanya untuk melihat kondisi Ji Young. Dan memang benar saja, Mi Sook merasa bahwa metode pengasuhan yang ia gunakan selama ini (yang lebih mengistimewakan laki-laki) nyaris membuat Ji Young menjadi cangkang kosong.

    -------------------------------------------------

    Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi 'gila', dan itu bisa saja berasal dari latar belakang keluarga, lingkungan, dan tekanan ekonomi. Semuanya bercampur jadi satu menjadikan Kim Ji Young, Born 1982 sebagai film bertema feminis yang memperlihatkan sisi gelap dalam diri perempuan. Tak heran kalau film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Cho Nam Jo ini sempat menuai kontroversi sebelum ditayangkan. Alasannya karena pembaca laki-laki merasa bahwa cerita ini membuat kaum pria seolah-olah terlihat sebagai penindas, pada kenyatannya pria dewasa di Korea Selatan harus mengikuti wajib militer sedangkan perempuan tidak.

    Yang disampaikan oleh film ini kurang lebih:

    • Sistem patriarki (lebih mengunggulkan laki-laki) membuat wanita merasa tidak utuh, kehilangan identitas, dan kesempatan berkarir.
    • Tekanan yang dialami seorang ibu rumah tangga lebih berat dibanding pegawai kantoran.
    • Peran suami tak hanya berhenti pada tanggung jawab finansial dan mengasuh anak bergantian, tapi juga perlu berbicara dengan istri lebih sering.
    • Berusaha membuka diri pada orang-orang yang sering kamu jumpai, jangan terus-terusan menjadi pendengar, kalau bisa kamu juga harus aktif bicara.
    • Ketika kamu merasa kesepian dan kelelahan, belajar untuk bersikap 'bodo amat' pada hal-hal sepele di sekelilingmu, lalu fokus melakukan apa yang kamu sukai.


    Terlepas dari kontroversi yang ada, saya merasa memang harus ada film yang menyuarakan pentingnya menjaga kesehatan mental. Mungkin ini sebabnya mengapa Kim Ji Young, Born 1982 menjadi box office di negaranya melebihi Joker. Daripada berlomba-lomba menikah dan memiliki keturunan, terlebih dulu kita harus mencerdaskan otak dan menyehatkan jiwa. Orang tua yang cerdas dan sehat secara psikologis akan membebaskan anak-anak mereka dari lingkaran toksik. Semoga.

    Jika drama Go Back Couple memperlihatkan realita pernikahan (dan perceraian?) dengan dibumbui fantasi kembali ke masa lalu, maka drama Because This Is My First Life adalah versi penyelesaiannya karena mensejajarkan pandangan pria dan wanita dalam kehidupan berumah tangga. 
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    Dewi Elsawati
    Blogger/Freelancer | Tasikmalaya

    Suka menulis review tentang drama, film, anime, dan buku. Saat ini sedang belajar meracik kopi sendiri. Kenali saya lebih lanjut.

    Drama Korea Februari 2021, Nantikan Penthouse 2 Tanggal 19

    Memasuki bulan yang penuh cinta, ini list Drama Korea Februari 2021 untuk menemani kamu merayakan Valentine. Drama yang dipenuhi genre perci...

    Popular Posts

    • WEBTOON The Second Marriage, Ratu yang Menikah Lagi
    • Pengalaman Menyapih Anak dengan Metode WWL
    • Daftar Prakerja Gelombang 5: Begini Cara Daftarnya di prakerja.go.id
    • Pengalaman Mengkonsumsi Suplemen Calcium D, Asifit, dan Nes V
    • Video Liburan yang Saya Coba-Coba Edit

    Blog Archive

    • ►  2021 (3)
      • ►  Februari 2021 (1)
      • ►  Januari 2021 (2)
    • ▼  2020 (16)
      • ►  Desember 2020 (2)
      • ►  November 2020 (1)
      • ►  Oktober 2020 (2)
      • ►  Agustus 2020 (2)
      • ►  Juli 2020 (2)
      • ►  April 2020 (2)
      • ►  Maret 2020 (1)
      • ►  Februari 2020 (2)
      • ▼  Januari 2020 (2)
        • [REVIEW] IMPLORA: Eyebrow Pencil & Eyeliner Pen
        • [REVIEW FILM] Kim Ji Young, Born 1982
    • ►  2019 (19)
      • ►  November 2019 (3)
      • ►  Agustus 2019 (1)
      • ►  Mei 2019 (7)
      • ►  April 2019 (6)
      • ►  Maret 2019 (1)
      • ►  Januari 2019 (1)
    • ►  2018 (10)
      • ►  November 2018 (5)
      • ►  Oktober 2018 (2)
      • ►  Agustus 2018 (1)
      • ►  Februari 2018 (2)
    • ►  2017 (10)
      • ►  September 2017 (2)
      • ►  Agustus 2017 (3)
      • ►  Juli 2017 (2)
      • ►  Mei 2017 (2)
      • ►  Januari 2017 (1)
    • ►  2016 (22)
      • ►  Desember 2016 (1)
      • ►  Oktober 2016 (1)
      • ►  Agustus 2016 (3)
      • ►  Juli 2016 (1)
      • ►  Juni 2016 (3)
      • ►  Mei 2016 (7)
      • ►  April 2016 (1)
      • ►  Maret 2016 (3)
      • ►  Februari 2016 (1)
      • ►  Januari 2016 (1)
    • ►  2015 (31)
      • ►  Desember 2015 (5)
      • ►  November 2015 (1)
      • ►  Oktober 2015 (1)
      • ►  Agustus 2015 (1)
      • ►  Juni 2015 (2)
      • ►  Mei 2015 (3)
      • ►  April 2015 (4)
      • ►  Maret 2015 (4)
      • ►  Februari 2015 (7)
      • ►  Januari 2015 (3)
    • ►  2014 (19)
      • ►  Desember 2014 (4)
      • ►  Oktober 2014 (2)
      • ►  September 2014 (5)
      • ►  Agustus 2014 (1)
      • ►  Juli 2014 (3)
      • ►  Juni 2014 (4)

    Labels

    Beauty book drama kuliner life Movie pengalaman sponsored webtoon

    Pengikut

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top