4 Hal Tak Terduga saat Traveling yang Jarang Diungkap Traveler

hal tak terduga saat traveling


Sekali seumur hidup, kamu harus mencoba solo traveling. Begitulah yang saya tangkap setiap kali menyimak pengalaman dari orang-orang yang hobi melancong. Alasannya karena traveling tidak hanya memberi pengalaman baru, tapi juga memungkinkan kita untuk lebih mengenali diri sendiri. 

Jika sebelumnya pengalaman berlibur yang pernah saya ikuti adalah jenis wisata rombongan, kali ini saya memberanikan diri untuk bepergian ala backpacker. Selain lebih hemat, jalan-jalan ala backpacker ternyata sangat cocok untuk penganut minimalis seperti saya. Tentu saja karena sudah terbiasa hidup dengan barang-barang yang dibutuhkan saja, alhasil, bepergian dengan sedikit barang pun tidak terlalu sulit.

Yang sulit itu melupakan Reyhan..

Saya pun mulai melakukan backpacker pertama di bulan Mei 2022, dengan memilih destinasi yang tidak terlalu jauh dari kota tempat tinggal. Berbekal prinsip "jalani aja dulu" eh taunya malah ketemu jalan buntu, duarrr... Saya menemukan beberapa hal tak terduga yang bisa terjadi saat traveling tapi jarang diungkapkan traveler. 


4 Hal Tak Terduga saat Traveling

Traveling memang seru, kita bisa menghilangkan stres dan kejenuhan, atau sekedar jalan-jalan berkedok healing. Akan tetapi, hal-hal ini harus kamu antisipasi jauh dari sebelum berangkat. Karena kalau tidak siap terjebak di situasi yang kurang menguntungkan, bukannya healing malah jadi sinting.. Hahaha..


Harus Sedia Uang Lebih

Sudah menjadi syarat utama bahwa sebelum pergi berlibur, kita harus menghitung anggaran sedetail mungkin agar rencana liburan berjalan lancar. Mulai dari biaya transportasi, pesan akomodasi, hingga seksi konsumsi. Jangan sampai selama berlibur, mood kita jadi rusak gara-gara uang.

Sayangnya walaupun sudah menyiapkan budget sesuai perhitungan, ternyata selalu ada hal-hal tak terduga saat traveling yang membutuhkan uang lebih. Misalnya tarif bus. Baca di papan pengumuman segini, tapi setelah berangkat, malah diminta segitu. Saran saya, jangan terlalu berharap sama persis untuk menghindari kekecawaan. 

Kebijakan tiap hotel juga beda-beda. Ada yang mengharuskan deposit saat check in, ada juga yang cuma perlu menunjukkan kartu identitas. Namun, yang paling ngeselin, pihak hotel mengklaim bahwa harga kamar di aplikasi tidak sesuai, sehingga tamu harus membayar lagi. 

Apa pun itu, selalu sedia uang lebih dalam bentuk tunai sebagai antisipasi hal tak terduga saat traveling. Apalagi Reyhan baik tidak semua kafe atau restoran melayani pembayaran e-wallet, terutama di warteg, aeh aeh.

Susahnya Menemukan Transportasi

Ketika melakukan solo traveling, penting untuk mengetahui akses menuju tempat wisata. Pengalaman saya saat tiba di terminal, ada banyak sekali angkutan umum dan bingung harus naik yang mana. Bertanya pada penduduk setempat, jawabannya beda-beda. Untungnya sekarang ada aplikasi ojek online (ojol), mau kemana-mana jadi gampang. 

Sebelum pergi berlibur, pastikan kota yang kamu tuju sudah mendukung aplikasi ojek online. Selain itu penting juga untuk mengetahui aplikasi ojol apa yang bekerja di wilayah itu. Semisal, saya di Tasikmalaya sering pakai Maxim. Tapi di Ciamis baru ada Grab, sedangkan di Garut adanya Gojek. 

Jebakan Hotel Murah

Pariwisata dan akomodasi adalah dua hal yang saling berkaitan dalam traveling. Karena ketika kita berencana mengunjungi tempat wisata, sudah pasti kita butuh penginapan yang nyaman. Bahkan sudah menjadi hal yang lumrah kalau memesan hotel untuk staycation tanpa harus ke tempat wisata. 

Baca juga: Review Favehotel Tasikmalaya, Staycation dengan Nuansa Colorful

Saat solo traveling, penawaran harga hotel murah di aplikasi sangat menggiurkan. Kalau kita bisa mendapatkan kamar hotel dengan harga terbaik, ya ambil saja. Namun, seringkali tamu kecewa karena penampakan kamar asli tidak sama dengan foto kamar di aplikasi. 

Untuk mengantisipasi hal tak terduga saat traveling, terutama sebelum pesan kamar, cek terlebih dulu ulasannya di Google Map. Biasanya orang-orang akan menulis ulasan dengan jujur berdasarkan pengalamannya lengkap dengan melampirkan foto realistis. Jika hotel yang kamu lirik ternyata punya banyak ulasan negatif, sebaiknya cari hotel lain. Percayalah, ini akan menyelamatkanmu!

Rencana Awal Bisa Berubah

Inilah yang dimaksud "mengenali diri sendiri". Traveling mengajarkan kita untuk menjadi fleksibel, sehingga kita harus kenalan lagi sama diri sendiri. Apa yang sebenarnya kita mau? Apa yang tidak bisa kita toleransi? Apa yang akan kita lakukan, jika semuanya tidak sesuai kemauan? Pertanyaan-pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi sangat bermakna. 

Misalnya ketika saya berencana mengunjungi sebuah wisata outdoor. Sesampainya di kota tujuan, malah turun hujan. Rencana ke tempat wisata pun batal. Padahal sudah meluangkan waktu dan menyiapkan budget dari jauh-jauh hari. 

Daripada menyesali keadaan, saya belajar untuk "let it go" atau ya sudahlah, setidaknya masih bisa nongkrong di kafe estetik yang dekat dari hotel. Walaupun tidak jadi ke tempat wisata, namun selalu ada opsi lain untuk bersenang-senang. 

Kalau bepergian dengan teman, saran saya jangan ajak orang yang suka drama. Memang wajar sih mengeluh sesekali, tapi kalau lebih banyak berdebat daripada tertawa, mending gak usah diajak. Berangkat sendiri lebih asik.

Tambahan, Ancaman Kejahatan Mengintai

Ada banyak hal tak terduga saat traveling, termasuk ancaman kejahatan. Dirampok, hp dicuri, atau koper hilang. Apalagi untuk traveler wanita, hal-hal seperti ini bikin parno... Takut jadi korban pelecehan. 

Cara mencegahnya bisa dengan berpakaian sederhana, jangan terlalu mencolok. Sebisa mungkin berbaurlah dengan penduduk setempat biar gak terlalu keliatan seperti turis. Kalau membawa banyak uang tunai, bisa disebar ke beberapa penyimpanan. Separuh di dompet, di saku, lalu di tas. Biar kalau kecopetan gak hilang semua.

Usahakan untuk tidak berkeliaran sendiri di malam hari. Terutama wanita. Saya selalu menargetkan tiba di hotel sebelum jam 6 petang supaya bisa beristirahat penuh sepanjang malam, dan mengisi ulang energi untuk besok. Strategi ini cukup aman untuk menghindari kejahatan. 

Itulah hal-hal tak terduga yang saya alami saat traveling, tapi masih jarang dibahas oleh traveler. Padahal ngebahas yang seperti ini penting lho, biar makin banyak orang bisa traveling tanpa khawatir. Soalnya dulu saya gak pernah kepikiran bakal backpackeran kayak gini, takut entar gimana, bla bla bla. 

Ternyata, ketakutan itu hanya terjadi di otak saya. Ketika kamu meragukan sesuatu, maka keyakinan sedang terbentuk. 

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Untung nya aku belum ketemu hotel sekurang ajar itu yg minta tambahan uang dengan alasan rate yg udah kita bayar melalui OTA tidak sesuai. Itu licik sih. Kalo sampe ketemu, aku mending cancel dan minta refund dari OTA nya.

    Banyak juga temen yg nyaranin aku utk pergi solo traveling. Tapi aku ga mau, Krn aku tau gaya jalanku seperti apa. Aku bukan tipe yg suka sendirian. Kalo sedang traveling, aku LBH nyaman ada temen yg mendampingi ntah itu suami atau sahabat yg gaya jalannya udh klik banget. Kalo disuruh kenalan aja ntr di jalan, 🤣 aku ga bisa langsung akrab dengan orang segampang itu. Terlalu curigaan yg ada 😅. Makanya sampe skr aku ga pernah traveling solo.

    Cumaaaa, aku selalu bikin banyak backup plan tiap kali traveling. Kayak pas ke jepang trakhir, tujuan itu mau ke monster Zao, tapi ternyata saljunya ga memungkinkan kami kesana saat itu. Dan jaraknya ternyata jauh banget. Mau ga mau beralih ke plan B. Jadi hari itu ga terbuang sia2.

    Trus utk budget aku selalu bikin budget lebih banyak dr yg biasa dihabiskan. Misalnya sekali makan pagi di US aku bikin $15 per orang per sarapan. Kenyataannya harga sarapan di sana ga sampe segitu. Cuma sengaja aku lebihin biar tenang. Sisanya ya terserah mau di save aja, atau dimasukin ke budget oleh2 😁. Tapi aku sediain emergency cash yg hanya akan dipake kalo emg urgent.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you mbak udah sharing, jadi pengen liburan ke luar negeri!
      Waktu diminta tambahan uang sama pihak hotel aku gak kepikiran buat refund, tapi boleh juga tuh beralih ke OTA yang refundable buat antisipasi.

      Hapus
  2. waduh, poin yg terakhir serem amat. itulah mengapa kalo traveling disarankan jgn sendirian.

    BalasHapus
  3. Saat sedikit kelebihan rezeki, untung saya sudah nenek2 seperti sekarang. Kalau masih muda, mungkin traveling merupakan salah satu kegiatan paling saya sukai. He he ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nenek saya juga suka piknik, tapi rame-rame sekeluarga. Semoga dapat rejeki berlimpah biar bisa traveling..

      Hapus
  4. wah bener banget, soal sedia uang lebih, travelling walau sudah dihitung dengan ketat budgetnya, pasti ada aja yang diluar rencanaaa...hahahah,begitulah

    BalasHapus
  5. Sebenernya aku agak nyesel sih mbak waktu masih single ga solo traveling, pdhl aku termasuk yg gampang kenalan sm orang baru, ini akan jadi penyeselan seumur hidup HAHAHHA.

    Skrg udh berkeluarga jujurly ga minat sama solo traveling sama sekali, minimal bgt ya hrs sama anak hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sering-sering ngajak anak traveling juga bisa berdampak positif ke pembentukan karakternya.

      Hapus
  6. yang saya takutkan itu kena jebakan batman dari polisi, terkadang ada yang suka peras traveler

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih kak? Itu traveler yang bawa kendaraan pribadi ya?

      Hapus

Halo, saya Elsa! Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya.
Saya akan senang jika kamu mau berbagi pendapat di kolom komentar.
Setiap komentar yang masuk akan saya usahakan balas secepatnya!